Jumat, 17 Mei 2013

Makalah Sindrom Cushing


  1. Pengertian
Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar yang tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena pemeberian dosis farmakologik senyawa-senyawa glukokortikoid. (Sylvia A. Price; Patofisiolgi, Hal. 1088).

read more
  1. Etiologi
Sindrom cushing dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti berikut :
·      Glukokortikoid yang berlebih
·      Aktifitas korteks adrenal yang berlebih
·      Hiperplasia korteks adrenal
·      Pemberian kortikosteroid yang berlebih
·      Sekresi steroid adrenokortikal yang berlebih terutama kortisol
·      Tumor-tumor non hipofisis
·      Adenoma hipofisis
·      Tumor adrenal
  1. Patofisiologi
Sindrom cushing dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme yang mencakup umur kelenjar hipofisis yang mneghasilkan ACTH dan menstimulasi korteks adrenal untuk meningkatkan sekresi hormonnya meskipun hormon tersebut telah diproduski dengan jumlah yang adekuat. Hoperflasia kelenjar adrenal dan pemberian kortikosteroid atau ACTH dapat pula menimbulkan sindrom cushing, mekanisme umpan balik normal untuk mengendalikan fungsi kortek adrenal menjadi tidak efektif dan pola sekresi diurnal kortisol yang normal akan menghilang. Tanda dan gejala sindrum cushing terutama terjadi sebagai akibat dari sekresi glukokortikoid dan androgen yang berlebihan, mekipun sekresi meneralorkortikoid juga dapat terpengaruh.
Kelebihan glukokortikoid dapat menghambat proses metabolisme protein dan karbohidrat. Glukokortikoid mempunyai efek katabolik dan antianabolik pada protein, menyebabkan menurunnya kemampuan sel-sel pembentuk protein untuk mensistesis protein, sebagai akibatnya terjadi kehilangan protein pada jaringan seperti kulit, otot, pembuluh darah, dan tulang.
(Tumor kelenjar hopofisis dan pemberian obat ACTH)
                        Peningkatan ACTH
       Kelenjar Adrenalin ← Hiperplasia andrenal
                                        Menstimulasi korteks adrenal
                Peningkatan hormon kortisol
                         Menghambat CRF
            Tidak efektifnya korteks adrenal
               ACTH dan kortisol hilang
   Sidrom cushing
  1. Mekanisme klinis
Gambaran klinis yang terdapat pada pennderita sindrom cushing adalah sebagai berikut :
a)    Amenorea
b)   Jerawat
c)    Nyeri punggung
d)   Penurunan konsentrasi
e)    Kelemahan otot
f)    Moonface
g)   Nyeri kepala
h)   Hiperpigmentasi
i)     Luka sukar sembuh
j)     Edema pada ekstremitas
k)   Penipisan kulit
l)     Hipertensi
m) Osteoporosis
n)   Striae pada abdomen
o)   Pembesaran klitoris
p)   Obesitas
q)   Punuk kerbau pada posterior leher
r)     Hipokalemia
s)    Psikosis
t)     Retensi natrium
u)   Depresi
v)    Perubahan emosi
  1. Pemeriksaan Penunjang
a)    Tes supresi dexamethason
1)   Untuk membantu menegakkan diagnosis penyebab sindrom cushing tersebut, apakah hipofisis atau adrenal.
2)   Untuk menentukan kadar kortisol.
3)   Pada pagi hari lonjakan kortisol akan ditekan : Steroid <5 uL/dl => Normal
Pada pagi hari sekresi kortisol tidak ditekan : Steroid >10 uL /dl =>Sindrom Cushing
b)   Kadar kortisol bebas dalam urin 24 jam:
Untuk memeriksa kadar 17- hidroksikortikosteroid serta 17- kortikosteroid, yang merupakan metabolic kortisol dan androgen dalam urin.
Kadar metabolic dan kortisol plasma meningkat
à Sindrom Cushing
c)    Stimulasi CRF (Corticotrophin-Releasing Faktor)
Untuk membedakan tumor hipofisis dengan tempat-tempat ektopik produksi ACTH sebagai penyebab.
d)   Pemeriksaan Radioimmunoassay ACTH Plasma Untuk mengenali penyebab Sindrom Cushing
e)    CT, USG, dan MRI dapat dilakukan untuk menentukan lokasi jaringan adrenal dan mendeteksi tumor pada kelenjar adrenal.
  1. Penatalaksanaan
Pengobatan sindrom cushing tergantung ACTH tidak seragam, bergantung apakah sumber ACTH adalah hipofisis / ektopik.
a)    Jika dijumpai tumor hipofisis. Sebaiknya diusahakan reseksi tumor tranfenoida.
b)   Jika terdapat bukti hiperfungsi hipofisis namun tumor tidak dapat ditemukan maka sebagai gantinya dapat dilakukan radiasi kobait pada kelenjar hipofisis.
c)    Kelebihan kortisol juga dapat ditanggulangi dengan adrenolektomi total dan diikuti pemberian kortisol dosis fisiologik.
d)    Bila kelebihan kortisol disebabkan oleh neoplasma disusul kemoterapi pada penderita dengan karsinoma/ terapi pembedahan
e)    Digunakan obat dengan jenis metyropone, amino gluthemide yang bisa mensekresikan kortisol Sesuai pada penyebabnya. Penyakit Cusing dapat dilakukan iradiasi dari hipofise, kombinasi iradiasi dengan unilateral adrenalektomi. Pada adenoma basofil yang menimbulkan gejala penionggian tekanan intra kranial dan tidak berhasil dengan radiotherafi, dilakukan ekstirpasi. Pada kasus berat dimana iradiasi hipofise tidak memberi hasil, dilakukan adrenalektomi bilateral, kemudian substitusi dengan hidrokortison, kortison atau fludrokortison. Bila disebabkan oleh adenoma atau karsinoma adrenal, dilakukan operasi kemudian terapi substitusi.
1)   Terapi Operatif
-          Hipofisektomi Transfenoidalis, Operasi pengangkatan tumor pada kelenjar hipofisis
-          Adrenalektomi, terapi pilihan bagi pasien dengan hipertrofi adrenal primer
2)   Terapi Medis
Preparat penyekot enzim adrenal (metyrapon, aminoglutethimide, mitotane, ketokonazol) digunakan untuk mengurangi hiperadrenalisme jika sindrom tersebut disebabkan oleh sekresi ektopik ACTH oleh tumor yang tidak dapat dihilangkan secara tuntas.
B.   KONSEP KEPERAWATAN
  1. Pengkajian
Pengkajian meliputi:
1)   Identitas
Lebih lazim sering terjadi pada wanita dari pada laki-laki dan mempunyai insiden puncak antara usia 20 dan 30 tahun.
2)   Keluhan Utama
Adanya memar pada kulit, pasien. Mengeluh lemah, terjadi kenaikan berat badan.
3)   Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan ada memar pada kulit.
4)   Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan kartekosteroid dalam jangka waktu yang lama.
5)   Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit sindrom cushing
6)   Pemeriksaan fisik berupa :
a)    Keadaan umum lemah
b)   Tanda vital : suhu meningkat, tensi meningkat, nadi cepat dan lemah
c)    Sistem Integumen
Kaji kulit klien terhadap trauma, infeksi, lecet-lecet, memar dan edema.
d)   Sistem Pernapasan
Kaji apakah terdapat pernapasan tachipneu dan pernapasan cuping hidung
e)    Sistem Kardiovaskuler
Kaji pasien terhadap hipertesi dan hipertensi cairan dengan pitting edema
f)    Sistem Pencernaan
Kaji mukosa bibir klien apakah nampak kering atau pucat, kaji tenggorokan terhadap pembesaran kelenjar tiroid.
g)   Sistem Gastrointestinal
Pada pemeriksaan fisik ditemukan garis-garis penegangan atau strie pada abdomen.
h)   Sistem Neurologis
Fungsi mental pasien dikaji yang mencakup keadaan emosi, respon terhadap pertanyaan, kesadaran akan lingkungan & tingkat depresi.
i)     Sistem Musculoskeletal
Kaji terhadap, Bufallo hamp, Obesitas badan dengan ekstremitas kecil, Penumpukan lemak supra klapikular, Sakit pinggang, Kehilangan otot atau kehilangan massa otot, atrofi otot dan Osteoporosis.
  1. Diagnosa Keperawatan
a)    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
b)   Gangguan  integritas kulit berhubungan dengan penurunan protein kulit
c)    Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik.
d)   Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan suasana hati, mudah tersinggung dan depresi.
  1. Rencana Intervensi
a)    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Kriteria hasil:  Klien dapat bergerak dan melakukan aktivitas
Rencana tindakan keperawatan:
1)   Kaji dan identifikasi kekuatan otot pada ektremitas pasien
Rasional : mengetahui derajat kekuatan otot-otot ekstremitas pasien
2)   Bantu klien ambulasi
Rasional : Mencegah terjatuh atau terbentur pada sudut furniture yang tajam.
3)   Beri penjelasan tentang pentingnya melakukan aktivitas atau bergerak untuk mencegah terjadinya penurunan kekuatan otot.
Rasional : Pasien mengerti pentinya aktivitas sebagai upaya untuk mencegah terjadinya penurunan kekuatan otot dan dapat kooperatif dalam tindakan keperawatan.
4)   Berikan diet tinggi protein, kalsium, dan vitamin D
Rasional : Meminimalkan penipisan massa otot dan osteoporosis.
b)   Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan protein kulit
Kriteria hasil: Klien mampu mempertahankan keutuhan kulit, menunjukkan perilaku/teknik untuk mencegah kerusakan/cedera kulit.
Rencana tindakan keperawatan:
1)   Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskular.
Rasional : menandakan area sirkulasi buruk/kerusakan yang dapat menimbulkan pembentukan infeksi.
2)   Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa.
Rasional : mendeteksi adanya dehidrasi/hidrasi berlebihan yang mempengaruhi sirkulasi dan integritas jaringan pada tingkat seluler.
3)   Inspeksi area tergantung edema.
Rasional : jaringan edema lebih cenderung rusak/robek.
4)    Berikan perawatan kulit. Berikan salep atau krim.
Rasional : lotion dan salep mungkin diinginkan untuk menghilangkan kering, robekan kulit.
5)   Anjurkan menggunakan pakaian katun longgar.
Rasional : mencegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan evaporasi lembab pada kulit.
6)   Kolaborasi dalam pemberian matras busa.
Rasional : menurunkan tekanan lama pada jaringan.
c)    Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik.
Kriteria hasil: Klien mengungkapkan perasaan dan metode koping untuk persepsi negatif tentang perubahan penampilan, fungsi seksualitas, dan tingkat aktivitas. Menyatakan penerimaan terhadap situasi diri.
Rencana tindakan keperawatan:
1)       Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang kondisi dan pengobatan.
Rasional : mengidentifikasi luas masalah dan perlunya intervensi.
2)      Diskusikan arti perubahan pada pasien.
Rasional : beberapa pasien memandang situasi sebagai tantangan, beberapa sulit menerima perubahan hidup/penampilan peran dan kehilangan kemampuan control tubuh sendiri.
3)       Anjurkan orang terdekat memperlakukan pasien secara normal dan bukan sebagai orang cacat.
Rasional : menyampaikan harapan bahwa pasien mampu untuk mangatur situasi dan membantu untuk mempertahankan perasaan harga diri dan tujuan hidup.
4)      Rujuk ke perawatan kesehatan. Contoh: kelompok pendukung.
Rasional : memberikan bantuan tambahan untuk manajemen jangka panjang dari perubahan pola hidup.
d)   Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan suasana hati, mudah tersinggung dan depresi.
Keriteria hasil: Klien mampu mempertahankan tingkat orientasi realita sehari-hari, mengenali perubahan pada pemikiran dan tingkah laku
Rencana tindakan keperawatan:
1)       Evaluasi tingkat stress individu dan hadapi dengan tepat
Rasional : tingkat stress mungkin dapat meningkat dnegan pesat karena perubahan yang baru, sedang atau telah terjadi.
2)      Panggil pasien dengan namanya.
Rasional : Untuk menolong mempertahankan orientasi.
3)      Catat perubahan siklik dalam mental/tingkah laku. Ikutsertakan dalam latihan rutin dan program aktivitas.
Rasional : penelitian menunjukkan bahwa penarikan diri dan pasien yang tidak aktif memiliki resiko yang lebih besar untuk mengalami kebingungan
4)       Dukung keikutsertaan pasien dalam perawatan diri sendiri.
Rasional : pilihan merupakan komponen yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
  1. Implementasi
Setelah menyusun rencana tindakan keperawatan, maka pada implementasi adalah melaksanakan rencana tindakan sesuai dengan rencana intervensi yang telah ditetapkan atau disusun tersebut.
  1. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses akhir dimana semua tindakan yang telah dilakukan dievaluasi apakah telah memenuhi tujuan yang diharapkan. 

DAFTAR PUSTAKA

Susanne CS. 1999. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner-Suddart. Jakarta : EGC
Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: EGC.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar