Minggu, 15 April 2012

makalah psoriasis


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
                 Psoriasis merupakan sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka waktu lama atau timbul/hilang. Berbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal yang biasanya berlangsung selama tiga sampai empat minggu, proses pergantian kulit pada penderita psoriasis berlangsung secara cepat yaitu sekitar 2–4 hari, (bahkan bisa terjadi lebih cepat) pergantian sel kulit yang banyak dan menebal.
                 Psoriasis dapat dijumpai di seluruh belahan dunia dengan angka kesakitan (insidens rate)yang berbeda. Segi umur, Psoriasis dapat mengenai semua usia, namun biasanya lebih kerap dijumpai pada dewasa.
                 Di dunia, penyakit kulit ini diduga mengenai sekitar 2 sampai 3 persen penduduk. Data nasional prevalensi psoriasis di Indonesia belum diketahui. Namun di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, selama tahun 2000 sampai 2001, insiden psoriasis mencapai 2,3 persen. Penyakit ini tidak mengenal usia, semua umur dapat terkena. Tapi puncak insidensinya di usia dua puluhan dan lima puluhan.
                 Tidak ada fakta yang menunjukkan bahwa penyakit ini lebih dominan menyerang salah satu jenis kelamin. Pria maupun wanita memiliki peluang yang sama untuk terserang penyakit ini.

B.       Tujuan
                 Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran yang nyata tentang penyakit psoriasis dan tentang pelaksanaan Askep pada klien dengan psoriasis dengan menggunakan metode keperawatan.

BAB II
KONSEP MEDIS PSORIASIS

A.  Pengertian
           Psoriasi adalah suatu penyakit peradangan kronis pada kulit dimana penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Penyakit ini secara klinis sifatnya tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup seseorang bila tidak dirawat dengan baik. (Effendy, 2005)
           Psoriasis penyakit kulit kronik residif dengan lesi yang khas berupa bercak-bercak eritema berbatas tegas di tutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilat. (Siregar, 2005).

B.  Etiologi
           Etiologi belum diketahui, yang jelas ialah waktu pulih (turn over time) epidermis dipercepat menjadi 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari. Beberapa faktor penting yang disangka menjadi penyebab timbulnya Psoriasis adalah :
a)           Genetik
b)          Imunologik
c)           Stres Psikik
d)          Infeksi fokal. Umumnya infeksi disebabkan oleh Kuman Streptococcus
e)           Faktor Endokrin. Puncak insidensi pada waktu pubertas dan menopause, pada waktu kehamilan membaik tapi menjadi lebih buruk pada masa pascapartus.
f)           Gangguan Metabolik, contohnya hipokalsemia dan dialisis.
g)          Obat-obatan misalnya beta-adrenergic blocking agents, litium, antimalaria, dan penghentian mendadak korikosteroid sistemik.
h)          Alkohol dan merokok.
C.  Patofisiologi
         Psoriasis merupakan penyakit kronik yang dapat terjadi pada setiap usia. Perjalanan alamiah penyakit ini sangat berfluktuasi. Pada psoriasis ditunjukan adanya penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah dermis bagian atas. Jumlah sel-sel basal yang bermitosis jelas meningkat. Sel-sel yang membelah dengan cepat itu bergerak dengan cepat ke bagian permukaan epidermis yang menebal. Proliferasi dan migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi tebal dan diliputi keratin yang tebal ( sisik yang berwarna seperti perak). Peningkatan kecepatan mitosis sel-sel epidermis ini agaknya antara lain disebabkan oleh kadar nukleotida siklik yang abnormal, terutama adenosin monofosfat (AMP) siklik dan guanosin monofosfat (GMP) siklik. Prostaglandin dan poliamin juga abnormal pada penyakit ini. Peranan setiap kelainan tersebut dalam mempengaruhi plak psoriatik belum dapat dimengerti secara jelas.

D.  Manifestasi  Klinis
           Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi, yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral. Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner. Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan karena papilomatosis. Trauma pada kulit , misalnya garukan , dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut kobner.
           Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas yang disebut pitting nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.

E.  Penatalaksanaan Medik
           Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang spesifik karena penyebabnya belum jelas dan banyak faktor yang berpengaruh. Psoriasis sebaiknya diobati secara topikal. Jika hasilnya tidak memuaskan, baru dipertimbangkan pengobatan sistemik karena efek samping pengobatan sistemik lebih banyak.
1.      Pengobatan Sistemik
a)      Kortikosteroid ( Prednison )
b)      Obat sitostatik ( Metroteksat )
c)       Levodopa
d)      DDS(diaminodifenilsulfon)
e)       Etretinat dan Asitretein
f)        Siklosporin
2.      Pengobatan Topikal
a)      Preparat Ter ( fosil, kayu, batubara )
b)      Kortikosteroid ( senyawa fluor )
c)       Ditranol ( antralin )
d)      Pengobatan dengan peyinaran
F.   Pencegahan
           Meskipun tindakan merawat tidak akan menyembuhkan psoriasis, tetapi dapat membantu memperbaiki penampilan dan nuansa kulit rusak. Langkah-langkah ini dapat bermanfaat untuk mencegah terjadinya psoriasis atau mencegah memperburuk penyakit psoriasis pada penderita :
1)   Mandi setiap hari
2)   Gunakan pelembab
3)   Tutup daerah yang terkena dampak dalam semalam
4)   Paparkan seminim mungkin sinar matahari ke kulit
5)   Gunakan obat krim atau salep
6)   Hindari pemicu psoriasis, jika mungkin
7)   Hindari minum alkohol



BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN PSORIASIS

A.  Pengkajian
Pada saat pengkajian yang perlu ditanyakan :
1)   Keluhan utama
2)   Mulai kapan gejala timbul
3)   Perjalanan penyakit
a)      Terus menerus dari ringan, sedang, dan berat
b)      Hilang timbul
c)       Pada saat/musim tertentu
d)     Sebelum gejala timbul, apakah klien mengkonsumsi obat-obatan tertentu
e)       Pernahkah klien mendapatkan pengobatan sebelumnya dan bagaimana hasilnya
f)       Apakah dalam keluarga, ada yang mempunyai penyakit seperti yang diderita klien
g)      Bagaimana lingkungan tempat tinggal klien
4)   Pemeriksaan fisik
·                     Keadaan umum lemah
·                     Tanda-tanda vital khususnya suhu meningkat yaitu sekitar 38o-39oC
·                     Eritema yang bersisik, batas tegas/menyolok 
·                     Lesi kering dan timbul pruritus
·                      Adanya lubang-lubang atau kerusakan total pada kuku dan tangan
·                      Lesi tidak simetris bilateral
·                      Lesi dapat timbul pada luka bekas garukan.
B.  Diagnosa Keperawatan
a)      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat psoriasis
b)      Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit
c)      Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri
d)     Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit psoriasis

C.  Rencana Intervensi
a)   Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat psoriasis
Tujuan : Kerusakan integritas kulit dapat teratasi dalam 3 x 24 jam.
Kriteria Hasil :    Area terbebas dari infeksi lanjut, kulit bersih dan lembab    
Rencana Tindakan Keperawatan :
1)      Kaji keadaan kulit
Rasional : Mengetahui dan mengidetifikasi kerusakan kulit untuk melakukan intervensi yang tepat.
2)      Kaji keadaan umum dan observasi TTV.
Rasional : Mengetahui perubahan status kesehatan pasien.
3)      Kaji perubahan warna kulit.
Rasional : Megetahui keefektifan sirkulasi dan mengidentifikasi terjadinya komplikasi.
4)      Pertahankan agar daerah yang terinfeksi tetap bersih dan kering.
Rasional : Membantu mempercepat proses penyembuhan.
5)      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan.
Rasioanal : Untuk mempercepat penyembuhan.
b)   Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal
Kriteria Hasil : suhu 36,70c – 370c, klien tidak mengeluh panas.
Rencana Tindakan Keperawatan
1)      Kaji tanda-tanda vital
Rasional : untuk menentukan intervensi selanjutnya
2)      Beri kompres dingin
Rasional : Menimbulkan evek vasodelatasi vaskularisasi sehingga mempercepat proses evaporasi dan menurunkan panas.
3)      Anjurkan klien memakai pakaian yang menyerap keringat
Rasional : Memberikan rasa nyanman pada klien
4)      Kolaborasi pemberian antipiretik
Rasional : Pemberian obat mempercepat menurunkan panas
c)   Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri
Tujuan : Gangguan konsep diri teratasi dalam 3 x 24 jam
Kriteria Hasil : Dapat berinteraksi seperti biasa, rasa percaya diri timbul.


Rencana Tindakan Keperawatan :
1)      Kaji perubahan perilaku pasien seperti menutup diri, malu berhadapan dengan orang lain.
Rasional : Mengetahui tingkat ketidakpercayaan diri pasien dalam menentukan  intervensi selanjutnya.
2)      Bersikap realistis dan positif selama pengobatan, pada penyuluhan pasien.
Rasional : Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara perawat-pasien.
3)      Beri harapan dalam parameter situasi individu.
Rasional : Meningkatkan perilaku positif
4)      Berikan penguatan positif terhadap kemajuan.
Rasional : Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif.
5)      Dorong interaksi keluarga.
Rasional : Mempertahankan garis komunikasi dan memberikan dukungan terus-menerus pada pasien.
d)  Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit psoriasis
Tujuan : Ansietas dapat diminimalkan sampai dengan diatasi setelah 3 x 24 jam
Kriteria Hasil : pasien tampak rileks, pasien menunjukkan kemampuan mengatasi masalah dan menggunakan sumber-sumber efektif, tanda-tanda vital normal, pasien melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi

Rencana Tindakan Keperawatan :
1)      Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebab bila mungkin
Rasional : Identifikasi masalah spesifik akan meningkatkan kemampuan individu untuk menghadapinya dengan lebih realistis
2)      Kaji ulang keadaan umum pasien dan TTV
Rasional : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya
3)      Berikan waktu pasien untuk mengungkapkan masalahnya dan dorongan ekspresi yang bebas, misalnya rasa marah, takut, ragu
Rasional : Agar pasien merasa diterima
4)      Jelaskan semua prosedur dan pengobatan
Rasional : Ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman dapat menyebabkan timbulnya ansietas
5)      Diskusikan perilaku koping alternatif dan tehnik pemecahan masalah
Rasional : Mengurangi kecemasan pasien

D.  Implementasi
a)   Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat psoriasis
1)      Mengkaji keadaan kulit
2)      Mengkaji keadaan umum dan observasi TTV.
3)      Mengkaji perubahan warna kulit.
4)      Mertahankan agar daerah yang terinfeksi tetap bersih dan kering.
5)      Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan.

b)   Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit
1)      Mengkaji tanda-tanda vital
2)      Memberi kompres dingin
3)      Menganjurkan klien memakai pakaian yang menyerap keringat
4)      Berkolaborasi pemberian antipiretik
c)   Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri
1)      Mengkaji perubahan perilaku pasien seperti menutup diri, malu berhadapan dengan orang lain.
2)      Bersikap realistis dan positif selama pengobatan, pada penyuluhan pasien.
3)      Memberi harapan dalam parameter situasi individu.
4)      Memberikan penguatan positif terhadap kemajuan.
5)      Mendorong interaksi keluarga.
d)  Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit psoriasis
1)      Mengkaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebab bila mungkin
2)      Mengkaji ulang keadaan umum pasien dan TTV
3)      Memberikan waktu pasien untuk mengungkapkan masalahnya dan dorongan ekspresi yang bebas, misalnya rasa marah, takut, ragu
4)      Menjelaskan semua prosedur dan pengobatan
5)      Mendiskusikan perilaku koping alternatif dan tehnik pemecahan masalah

E.  Evaluasi
                    Setelah dilakukan tindakan keperawatan, maka hasil yang diharapkan pada proses evaluasi adalah sebagai berikut :
a)   Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
b)   Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh, suhu tubuh klien dalam keadaan normal ( 36,7o-37oC)
c)   Tidak terjadi gangguan konsep diri, klien memiliki kepercayaan diri yang baik
d)  Klien tidak mengalami ansietas













BAB IV
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penyakit psoriasis merupakan salah satu penyakit/gangguan sistem integumen dimana kulit mengalami peradangan kronis (sering kambuh) yang disebabkan oleh  Genetik, Imunologik, Stres Psikik, Infeksi fokal, Faktor Endokrin, Gangguan Metabolik, Obat-obatan, Alkohol dan merokok.
Penyakit ini terjadi pada setiap usia. Pada psoriasis ditunjukan adanya penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah dermis bagian atas. Selain itu jumlah sel-sel basal yang bermitosis juga meningkat.
Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi, yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.
Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya.Skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih serta transparan. Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.
Ada dua tipe pengobatan pada penderita psoriasis yaitu pengobatan sistemik dan pengobatan topikal dimana pengobatan sistemik lebih banyak memberikan efek samping.

B.  Saran
Kepada mahasiswa (khususnya mahasiswa perawat) atau pembaca disarankan agar dapat mengambil pelajaran dari makalah ini sehingga apabila terdapat tanda dan gejala penyakit psoriasis dalam masyarakat maka kita dapat melakukan tindakan yang tepat agar penyakit tersebut tidak berlanjut ke arah yang lebih buruk.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Jual. 2004. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : ECG
Doenges, Marilyn E. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi III. Jakarta : EGC
Effendy, B. 2005. Kualitas dan harapan hidup penderita psoriasis dapat ditingkatkan dengan terapi dini dan tepat.
Siregar, R. 2005. Saripati penyakit kulit edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar